
youtube: Remah-remah Iman
Salah satu tujuan kita hidup di bumi ini adalah hidup untuk orang lain.
Jika kita menyumbang untuk kehidupan orang lain saya percaya, bahwa hidup itu sendiri berbicara pada kita bahwa sebelumnya kita hanya ada, hadir tetapi sekarang kita benar-benar hidup.
Kita mulai melakukan sesuatu untuk orang lain tanpa mencari balasan apapun, tanpa mencari untuk memuaskan diri kita, di situ kita benar-benar hidup.
Hidup mulai masuk akal, rasa syukur, senang dan banyak orang lain mulai mengisi hati kita sedemikian rupa, sehingga kita tidak akan pernah menjadi orang yang sama dan tidak lagi ingin menjadi orang yang sama .
Semua perasaan ini yang memenuhi diri kita dan mengubah diri kita menjadi orang lain, membuat kita merasa bahagia, lengkap dan kenyang.Semua ini membuat kita tahu bahwa kita telah menemukan kepenuhan hidup.
Saya mempunyai banyak anak remaja. Masing-masing mereka menyumbangkan banyak kisah inspirasi dan motivasi bagi saya.
Dalam kesaksian kali ini saya hendak berbagi kisah tentang anakku yang bernama Agus Saputra.Saya sudah mendapat izin dari Agus untuk menjadi kisah motivasi bagi kita semua.
Tuhan mengirimkan Agus Saputra ke pangkuan saya sejak berusia 4 tahun. Anak yang lucu, imut dan agresif.
Sejak tahun 1999 saya belajar menjadi seorang ibu. Agus dan teman-teman sebayanya menjadikan saya seorang ibu.
Belajar bagaimana seorang ibu selalu respek ketika anaknya terjatuh, ketika anaknya menangis, ketika anaknya lapar, ketika anak haus dan ketika anakknya nakal.
Seorang ibu akan menjadi seorang ibu yang luar biasa selalu memberikan respon dengan banyak cara untuk menenangkan anak-anaknya.
Setelah Agus bertumbuh remaja dan dewasa banyak hal yang mulai muncul.Di antaranya Agus ingin mandiri. Maka segala pekerjaan mulai dari mencuci piring di rumah makan sampai kerja di taman bunga Agus jalani dengan tekun.
Selama masa Pandemi Agus menjadi pengangguran di yayasan. Sikapnya yang tertutup, jarang bicara membuat teman-temannya tidak berani bersendagurau dengannya.Agus juga terkenal keras kemauannya. Jika disenggol dia pasti akan lebih keras lagi. Tapi uniknya, hatinya sangat baik.
Kadang Agus nampak menyebalkan karena Agus seperti punya dunia sendiri tidak sibuk dengan yang lain. Semua orang sangat hati-hati berbicara dengan Agus.
Sebagai seorang ibu saya sangat memahaminya. Dan tentu kami punya bahasa kasih dalam berbagi cerita.
Karena Agus saputra sudah bekerja, dia sudah mandiri, maka dia juga sudah bisa menabung. Uniknya dia belajar bahasa Jepang dan punya banyak sahabat dari Jepang, sampai HP-nya harus buatan Jepang. Dia saat ini rajin menabung karena bercita-cita akan mengunjungi sahabat kenalannya di Jepang suatu saatnya nanti.
Lebih menarik lagi, 3 bulan lalu, saat Agus menerima gaji pertama. Dia menelponku dan berkata;Mom aku mau berbagi. Nanti gaji pertamaku aku mau belikan martabak untuk teman-temanku dan adik-adikku di YKMB.
Mendengar perkataan Agus ini hatiku sangatlah terharu. Seorang Agus yang keras, seorang Agus yang dihindari teman-temanya, seorang Agus yang nampak tidak berhasil di kalangan abang-abangnya memiliki hati yang penuh dengan belas kasih dan berbagi untuk eman-temannya dan adik-adiknya di YKMB.
Hari ini di saat saya merenungkan kembali kisahnya ini, tiba-tiba Agus mebelponku dan berkata, Mom, nanti tangal 30 Januari Agus ke YKMB ya. Agus bawain udang. Tapi Agus tidak menginap ya mom, Agus kan masih kerja, jadi Agus langsung pulang.
Tidak peduli udang atau apapun, yang pasti hidup ini untuk yang lain sangatlah indah.
Hatiku berbunga-bunga menantikan Agus Saputra anakku seperti menantikan anak yang hilang.
Hati terlalu gembira. Anakku sudah bisa menunjukkan bahwa dia sudah mandiri dan sudah bisa hidup untuk yang lain.
Sekecil apapun itu bagiku sudah sangatlah berharga.
Inilah serpihan kisah menuju Pesta perak YKMB 31 Mei 2021 yang akan datang.
Masih banyak potongan-potongan kisah yang akan kukisahkan bagi saudara dan sahabatku dan anakk-anakku YKMB dimanapun berada.
Betapa indahnya hidup ini hidup bagi yang lain.
Mari kita menyempurnakan permenungan ini dengan Firman Tuhan;Amsal 11: 24-26
“Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.”
Tuhan tidak melihat seberapa banyak yang bisa kita bagikan untuk orang lain. Tapi seberapa tulus dan pedulinya kita memberinya.
Semoga kesaksisan saya ini menjadi inspirasi dan semangat baru bagi saudara dan sahabat serta putera puteriku Yayasan Kasih Mandiri Bersinar dimana pun berada.Terima kasihTuhan memberkati.